Home » » PROPOSAL SKRIPSI “Human relations dan motivasi kerja di Yayasan pesantren Daruttauhid”

PROPOSAL SKRIPSI “Human relations dan motivasi kerja di Yayasan pesantren Daruttauhid”

Bab I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Kegiatan human relations muncul berdasarkan gejala sosial yang melibatkan manusia sebagai objeknya yang memiliki sikap yang menggambarkan pengejawantahan pikiran dan nurani manusia secara alamiah yang secara perlahan mengalami perubahan dan berkembang menjadi sebuah disiplin ilmu, lalu setelah perang dunia II berakhir human relations ini semakin berkembang pesat seiring dengan berkembangnya organisasi, lembaga industri-industri raksasa dan perusahaan serta lembaga pemerintahan yang menggunakan teknik-teknik manajemen yang efektif ,akurat dan tepat guna.
Melihat perkembangan itu ternyata bukan hanya di perusahaan dan  industri lembaga-lembaga sosial termasuk juga pesantren menggunakan human relations sehingga ini menjadi hal yang menarik untuk di analisis secara mendalam terlebih di Yayasan Pesantren Daruttauhid.
human relations adalah suatu studi tentang hubungan antar manusia yang mencakup semua bentuk interaksi manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
 Davis dalam Effendy (1993:51), mengemukakan bahwa human relations adalah kegiatan dalam upaya memotivasi manusia untuk menumbuhkan kerja sama yang efektif, dan memberikan pemenuhan kebutuhan dan juga tujuan organisasi. Potensi aktualitas dan proses kreativitas manusia perlu digali, diarahkan dan dikembangkan di dalam wadah masyarakat dan juga organisasi.
Bukan sekedar komunikasi atau menyampaikan pesan  sesuai apa yang ingin di sampaikan, namun lebih dari itu human relations ini bertujuan menumbuhkan rasa hormat terhadap satu dan yang lainnya, mengenal sebuah perbedaan dan kepekaan terhadap sesama dan yang paling penting human relations ini bertujuan untuk meningkatkan potensi kerja karyawan baik secara individu maupun secara kelompok, sesuai tujuannya dimanpun itu termasuk yayasan  harus melakukan interaksi yang bersifat motivasi dan komunikasi secara persuasif dalam peningkatan prestasi kerja para karyawan.
Selain akan mengeluarkan kemampuan terbaiknya seorang karyawan yang termotivasi dengan baik akan memilki loyalitas yang tinggi sesuai dengan apa yang di harapkan oleh semua perusahaan ataupun organisasi, sehingga hal-hal seperti ini pun akan memaksimalkan produktifitas dari perusahaan  dan menjadi kunci keberhasilan dari seorang pimpinan termasuk di sebuah yayasan.
Mutual acceptance atau saling menerima sebagi salah satu prinsip dari human relations Abdurahman (1980:34) idealnya menjadi sebuah keharusan ketika seorang pemimpin mendapatkan umpan balik dari karyawan merespon dengan baik agar tidak menjadi sebuah presepsi yang buruk untuk karyawan dan secara tidak  langsung akan  menjadi miss komunikasi antar keduanya.
Maka seyogyanya, hal ini tidak terjadi secara struktur formal saja hanya karyawan bawahan saja yang memberikan umpan namun harus seimbang karena dalam organisasi dimana pekerja berinteraksi, mencari penerimaan dari lingkungannya dan menerima persetujuan dari pekerjalainnya, menemukan kesenangan dalam pekerjaan dan interaksi social selama melakukan pekerjaannya sehingga tidak terkesan hambar, terutama komunikasi vertikal yang dilakukan antara atasan dengan bawahan. Dalam situasi yang demikian, maka pegawai dalam posisinya sebagai bawahan mempunyai kebutuhan dan senantiasa perlu diperhadapkan sebagai kendala yang perlu mendapat perhatian, minimal secara moral, sehingga bawahan merasa aman menerima, menyimpan dan sekaligus melaksanakan pesan dari atasan atau setidak-tidaknya bawahan merasa tidak dirugikan.
Memang jika kita lihat human relations ini seperti aktivitas yang sederhana namun, pada praktiknya ini perlu keseriusan dalam melaksanakannya tidak semudah apa yang di bayangkan karena jika human relations ini kita tidak maksimalkan dalam praktiknya maka dampaknya akan buruk terhadap kesatbilan kerja para karyawan dan produktivitas perusahaan.
Disadari atau tidak, human relations dapat memberi pengaruh-pengaruh positif terhadap motivasi kerja seseorang. Teknik-teknik yang kurang tepat yang digunakan oleh seorang atasan dalam berkomunikasi dengan bawahannya (komunikasi vertikal) akan berakibat menurunnya motivasi kerja bawahannya. Hal ini dapat terjadi karena motivasi berhubungan erat dengan implikasi-implikasi yang diterima sebagai hasil suatu komunikasi. Adapun komunikasi horizontal dalam berkomunikasi yaitu berupa koordinasi tugas, penyelesaian masalah, pembagian informasi, dan resolusi konflik.
Human relations adalah sebuah proses usaha untuk memaksimalkan dianamisasi sebuah lemabaga. Namun,  kegiatan in tidak selalu berhasil apalagi dengan faktor-faktor pendukung seperti gaji yang tidak mencukupi , tidak adanya tunjangan dan jaminan kesehatan untuk para karyawan  akan sangat sulit untuk dilakuakan, motivasipun sebagai kunci dalam human relations akan sulit untuk mengstimulus gairah kerja para karyawan. Namun dalam hal ini Daruttauhid sebagai pesantren memeberikan bukti lain walaupun faktor pendukung yang kurang, bisa membuat seorang bekerja loyal hingga bertahun-tahun.
Aktivitas yang sifatnya strategis ini tentunya harus di lakukan  dimanapun dan kapanpun oleh perusahaan dan organisasi yang ingin memiliki kualitas dan loyalitas kerja karyawan yang tinggi sehingga tujuan-tujuan dari perusahaan akan mudah di capai bersama. Daruttauhid adalah salah satu yayasan yang besar dan cukup baik dimana semua aktvitas kerja di limpahkan kepada karyawan baik tetap maupun karyawan lepas menarik untuk di teliti kegitan-kegitan  human relations yag di lakukan oleh Yayasan Daruttauhid.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah yang dibahas dalam penulisan skripsi ini adalah :
  1. Bagaimana human relations di Yayasan Daruttauhid dalam peningkatan motivasi kerja pegawai Yayasan Daruttauhid Bandung ?
  2. Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh pada proses motivasi human relations pada pegawai kantor Yayasan Daruttauhid ?
  3. Hasil-hasil apa saja yang di capai dalam aktivitas  human relations ?


1.3.Tujuan Penelitian
  1. Untuk mengetahui Sejauhmana aktifitas human relations di Yayasan Daruttauhid dalam peningkatan motivasi kerja pegawai Yayasan Daruttauhid Bandung
  2. Untuk mengetahui Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh pada proses human relations pada pegawai kantor Yayasan Daruttauhid
  3. Untuk mengetahui Hasil-hasil apa saja yang di capai dalam aktivitas  human relations
1.4. Manfaat penelitian
1.      Adapun manfaat penelitian yang bisa di peroleh dari penelitian ini :
2.      Secara akademis, penelitian ini di harapkan dapat memperkaya khasanah penelitian komunikasi dan sumber bacaan, khsusunya penelitian tentang public relations
3.      Secara teoritis, penelitian ini di harapkan mampu menambah khazanah keilmuan bagi program studi ilmu komunikasi khusunya dalam dunia public relations, terutama yang berkaitan dengan human relations sebuah perusahaan serta hasil penelitian ini bisa di gunakan sebagai bahan evaluasi bagi Yayasan Daruttauhid sejauhmana keberhasilan program komunikasi  yang mereka buat.
4.      Secara praktis, penelitian ini di harapkan bisa menjadi masukan bagi Yayasan Daruttauhid dan di harapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengetahuan mahasiswa tentang public relations, terutama yang berkaitan dengan program komunikasi  sebuah perusahaan atau lemaga.

1.5. Tinjauan Pustaka
1.5.1    Review Penelitian Terdahulu
Sebelum peneliti melakukan penelitian mengenai human relations, sebelumnya ada juga penelitian serupa mengenai human relations yaitu: pertama,Widdi Ega Rukmana pada tahun 2010. Judul yang diangkat adalah “Analisis Pengaruh Human Relationsdan Kondisi Fisik Lingkungan Terhadap Etos Kerja dan Kinerja Karyawan”di Dedy Jaya Plaza Tegal. Jenis penelitian yang dilakukannya memakai jenis penelitian kualitatif. Adapun hasil penelitianWiddi Ega Rukmana tersebut  menyimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari human relations(hubungan antar manusia) terhadap etos kerja.
Kedua,Lya styowati pada tahun2009. Judul yang diangkat adalah “Hubungan human relations dengan tingkat kinerja kerja karyawan” .Jenis penelitian yang dilakukannya memakai jenis penelitian kuantitatif (Korelasional). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara human relations dengan kinerja karyawan,dengan nilai korelasi 0,666 hal ini menunjukan adanya hubungan yg signifikan.Itulah beberapa penelitian terdahulu mengenai human relations, penelitian terdahulu ini memberi sumbangsih pemikiran yang positif untuk penelitian yang akan dilakukan dalam hal human relations.



1.6. Kerangka Pemikiran

1.                  Human relations
Masalah utama yang sering nampak dijagad ini khususnya yang sering dihadapi oleh perusahaan, lembaga, pemerintahan, maupun organisasi-organisasi lainnya, yaitu menyangkut prinsip utama dasar-dasar yang memungkinkan orang/manusia untuk tergerak melaksanakan pekerjaannya dengan senang hati.
Berbicara mengenai masalah kemauan dan kesediaan untuk melaksanakan tugas pekerjaan merupakan hal yang cukup kompleks seperti juga kompleksnya melakukan pendekatan pada manusia itu sendiri. Untuk mengenali masalah tersebut dan mendalaminya, maka mutlak diperlukan pengetahuan tentang apa yang disebut human relations terutama dalam tujuan komunikasi.
Mengingat begitu luasnya ruang lingkup human relations maka dalam penelitian ini akan dicoba fokuskan pada apa yang disebut Organizational Human Relations. Untuk mencari pengertian human relations nampaknya tidaklah mudah dapat menemukan kata-kata yang tepat sebagai terjemahan dari human relations, ada yang menterjemahkan sebagai hubungan antar manusia. Secara harfiah terjemahan tersebut tidaklah salah, akan tetapi tidak mengandung makna human relations yang sebenarnya. Pada istilah hubungan antar manusia tidak terdapat titik berat yang meyakinkan, sedangkan titik berat pada human relations adalah humannya (manusianya). Jadi di sini faktor manusianya berupa sifatnya, wataknya, tingkah lakunya, pribadinya dan bukan hanya wujudnya saja. Human relations adalah masalah rohaniah, yaitu proses rohaniah yang menyangkut watak, sifat, perangai, kepribadian, sikap dan tingkah laku menuju suatu kebahagiaan atau kepuasan hati. Proses ini berlangsung pada dua atau tiga orang yang terlibat dalam hubungan komunikatif, yaitu komunikasi antar persona. Mengenai human relations,
Effendy (1993:50) memberi pengertian human relations dalam arti sempit Komunikasi persuasif yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam situasi kerja (work situation) dan dalam organisasi kekaryaan (work organization) dengan tujuan untuk menggugah kegairahan dan kegiatan bekerja dengan semangat kerjasama yang produktif dengan perasaan bahagia dan puas hati.
Dengan kegiatan human relations para pemimpin organisasi kekaryaan berusaha memecahkan masalah yang menimpa para karyawan secara individual, sehingga dengan demikian mereka dapat digairahkan dan digerakkan ke arah yang lebih produktif.
Norman dalam Effendy (1993:50) Human relations dapat diusahakan untuk menghilangkan rintangan-rintangan komunikasi, mencegah salah pengertian dan mengembangkan segi konstruktif sifat tabiat manusia. Dalam melaksanakan human relations itu pemimpin organisasi atau lembaga melakukan komunikasi dengan para karyawannya secara manusiawi untuk menggiatkan mereka bekerja bersama-sama, sehingga hasilnya memuaskan di samping itu mereka bekerja dengan hati puas”.
2.                  Motivasi kerja
Definisi motivasi kerja menurut para penulis sebagai berikut:
1.      Ellen A Benowitz, “motivasi kerja adalah kekuatan yang menyebabkan individu bertindak dengan cara tertentu. Orang punya motivasi tinggi akan lebih giat bekerja, sementara yang rendah sebaliknya.”
2.      John R. Schemerhorn, “motivasi kerja  yaitu mengacu pada pendorong di dalam individu yang berpengaruh atas tingkat, arah dan gigihnya upaya seseorang dalam pekerjaannya.”
3.      George R. Terry, “motivasi kerja adalah suatu keinginan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertindak sesuatu”. (James dan E. Rosenzweig : 15)

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan, bahwa motivasi kerja adalah dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yang berasal dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan semua kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya. 
1.7. Langkah-Langkah Penelitian
Langkah-langkah penlitian , sangat membantu dalam menemukan fakta dan memahami peristilahan yang digunakan.
  1. Aktifitas, kegiatan yang dilakukan secara nyata dan direncanakan oleh human relations yang ditujukan pada orang-orang dalam suatu badan organisasi tentang sesuatu hal yang mempunyai tujuan tertentu.
  2. Motivasi kerja, yaitu daya gerak, gairah atau semangat kerja yang diperlihatkan karyawan dalam melaksanakan tugas pekerjaannya, yang diperoleh melalui imbalan-imbalan (economic, social, dan psicological rewards) atau melalui persesuaian pimpinan/atasan suatu lembaga.
  3. Pegawai, di sebut dengan santri karya di singkat dari kata karyawan dan keidentikan pesantren santri
  4. Human relation, komunikasi persuasif yang dilakukan seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam segala situasi dan semua bidang kehidupan sehingga menimbulkan kebahagiaan dan kepuasan hati pada kedua belah pihak yang dilakukan dimana saja.
  5. Tipe dan Waktu Penelitian
1.8. Metode Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan mempergunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, dimana data yang digambarkan secara obyektif berdasarkan data atau fakta yang ditemukan.
1.9. Jenis dan Sumber Data

1.      Data primer, yaitu data yang diperoleh melalui pengamatan langsung pada Yayasan pesantren daruttauhid Bandung sehingga data yang diperoleh adalah :
a.        Data tentang pelaksanaan human relations atasan/pimpinan kantor Bupati Tana Toraja terhadap pegawai dalam kegiatan pekerjaan sehari-hari dan kemungkinan untuk mendapatkan metode-metode yang digunakan dalam peningkatan motivasi kerja pegawainya.
b.      Data tentang sejarah perkembangan Pemerintah Daerah Tana Toraja sejak didirikan hingga saat ini.

2.      Data sekunder, adalah data yang diperoleh dari bahan tertulis dengan melakukan pencatatan data pembangunan
1.                   Buku-buku petunjuk dan job description
2.                   Dokumen-dokumen dan laporan-laporan  yang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti.

Guna mendapatkan data yang kualified, maka data yang telah dikategorikan (data primer dan data sekunder), dianalisis secara deskriptif kualitatif guna memberikan gambaran tentang hasil penelitian dengan asumsi bahwa teori-teori mengenai komunikasi atasan dengan bawahan tetap berlaku dan terkait dalam melakukan analisis data.

0 komentar:

Posting Komentar